Sinopsis Film Bohemian Rhapsody (2018)

Sinopsis film Bohemian Rhapsody (2018)

Judul
Bohemian Rhapsody

Tayang

30 Oktober 2018

Durasi

2 jam 14 menit

Sutradara

Bryan Singer

Pemain

Rami Malek, Lucy Boynton, Gwilym Lee

Genre

Biografi | Drama | Musikal

IMDb Rating

8,0/10 (438.530)

Trailer

YouTube


Sinopsis film Bohemian Rhapsody (2018)

DbFilm.web.id - Seorang pria berambut cepak dan berkumis cukup tebal bersiap di belakang panggung. Dia mengenakan kaus singlet putih dan celana jins berwarna pudar. Di lengan atas, gelang berduri melingkar erat. Begitu pula di pinggangnya, ikat pinggang berduri menguatkan citra seorang bintang rock. Suara puluhan ribu penonton langsung terdengar riuh menyambut saat pria itu menampakkan diri. Dia siap mengguncang kembali dunia dari panggung Live Aid di Stadion Wembley, Inggris.

London, 1970. Seorang petugas bandara meneriaki Paki Boy di lintasan pengambilan bagasi. Dia adalah Farrokh Bulsara (Rami Malek) yang memiliki hidup statis dan sedang mencari jati diri. Wajahnya yang mirip orang Pakistan dengan gigi agak ke depan, membuat Farrokh kerap mendapat perlakuan rasis. Itulah sebabnya dia kerap dipanggil Paki Boy.

Keseharian Farrokh selain menjadi petugas di bandara adalah menonton band favoritnya di sebuah klub. Sampai suatu hari, nasib mengubahnya. Dengan penuh percaya diri, Farrokh mendatangi gitaris dan drummer band tersebut, yaitu Bryan May (Gwilym Lee) dan Roger Taylor (Ben Hardy).

Farrokh menawarkan diri untuk mengisi kekosongan vokalis yang baru saja keluar. Mulanya Bryan dan Roger meragukan Farrokh, tetapi kemudian mereka menerima Farrokh sebagai vokalis. Seiring bergabungnya Farrokh, hadir pula pemain bas John Deacon (Joseph Mazzello).

Karier mereka pun dimulai. Mereka rajin tampil di klub, sampai akhirnya bermimpi membuat album. Keunikan musiknya, yaitu rock progresif dengan berbagai aksen genre musik dan harmonisasi vokal empat personelnya, membuat band ini dilirik label besar ketika itu, yaitu EMI.

Tangga popularitas mereka tapaki. Farrokh berubah wujud menjadi Freddie Mercury yang glamor dan eksentrik. Nama Queen berkibar di Inggris Raya. Masa ketenaran Queen yang bersinar tercipta saat mereka merilis album "A Night at the Opera", November 1975. Album ini memuat antara lain "Bohemian Rhapsody", "Love of My Life", dan "You're My Best Friend".

Cerita menarik hadir saat "Bohemian Rhapsody" diajukan sebagai single andalan. Durasi lagu enam menit serta lirik yang dianggap aneh membuat produser eksekutif EMI, Ray Foster (Mike Myers) menolak mentah-mentah keinginan Freddie dkk agar menjadikan lagu itu jagoan. Zaman itu, tak ada radio yang mau memutar lagu dengan durasi enam menit.

Freddie dkk membangkang. Mereka memilih untuk tetap merilis "Bohemian Rhapsody". Memang terjadi pro dan kontra, tetapi karier Queen tak meredup. Karya mereka ekspansi sampai ke Jepang dan Amerika Serikat. Begitu pula dengan perjalanan tur yang tidak berhenti.

Kehidupan Freddie sebagai seorang rock star pun mulai menggila. Di tengah hubungannya dengan Mary Austin (Lucy Boynton) yang telah berlangsung lama, Freddie mulai menyadari dirinya sebagai penyuka sesama jenis. Hal ini didukung dengan perilaku manajer personalnya Paul Prenter (Allen Leech).

Di saat tiga rekannya di band membangun keluarga, Freddie disibukkan dengan pesta. Jauh di dalam hatinya, sebetulnya Freddie kesepian. Akan tetapi, dia berusaha menyangkal hal itu.

Puncaknya adalah ketika Freddie memutuskan untuk istirahat dari Queen. Hal ini mengejutkan Bryan, Roger, dan John. Soalnya, mereka sedang ada di puncak karier. Namun, Freddie keras kepala. Tiga temannya mengalah. Keputusan Freddie itu membuat Queen vakum.

Di tengah jiwa yang sebetulnya labil, Freddie meniti karier sebagai solois, tetapi ternyata hasilnya tidak segemilang saat dia bersama Queen. Freddie menyadari, dia kehilangan teman-temannya dan pesta-pesta yang diadakan sebetulnya semu.

Freddie juga marah kepada Paul saat tidak diberi tahu tentang undangan untuk tampil di Wembley dalam rangka konser Live Aid. Konser akbar yang diadakan Juli 1985 ini digagas musisi Bob Geldof (Dermot Murphy) dalam rangka penggalangan dana untuk tragedi kelaparan di Afrika. Konser itu mengundang Queen untuk tampil. Selain Queen, Live Aid juga menampilkan musisi lain seperti David Bowie dan Mick Jagger.

Untuk Queen, Live Aid menjadi momen kembalinya mereka bersatu kembali. Penampilan energik Freddie, Bryan, Roger, dan John di atas panggung Live Aid dicatat sebagai salah satu penampilan bersejarah di dunia musik. Ya, pria berkaus singlet putih dan celana jins yang disambut meriah itu adalah Freddie Mercury.

Helmi Fauziridwan

I am a Blogger who wants to share inspiration to people.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama